Hallo semua,
Kali ini aku mau share pengalamanku waktu mengadiri pesta
pernikahan salah satu teman kosan ku di Yogyakarta. Acara kondangan ini sedikit
dibumbui acara jalan-jalan. Yuhuuu. Maaf kalau detail dan beberapa moment nya
ada yang terlewat. Maklum acara nya sudah terlewat jauh yaitu 25-27 Januari
2013. Harap dimaklum orang pikun ini >.<
Yap, dimulai dari Jumat 25 Januari 2013 aku dan tiga temanku
berangkat dari Stasiun Senen Jakarta naik kereta ekonomi AC Gajahwong. Pilihan
jatuh pada kereta ekonomi AC ini karena lebih bersih, lebih nyaman (dari kereta
ekonomi) dan lebih affordable (dari kereta bisnis). Kami berangkat pukul 08.00
pagi. Kenapa pilih berangkat pagi-pagi? Aku pun masih bertanya tanya kenapa
mengambil jadwal keberangkatan pagi. Mengingat perjalanan menuju Yogyakarta
memakan waktu sekitar 8-9 jam akan lebih menghemat waktu jika berpergian pada
Kamis malam dan tiba di Yogya sekitar pukul 05.00 subuh. Tapi yasudahlah karena
keinginan dari beberapa pihak yang menyertakan alasan “tidak ingin badan sakit2
karena semalaman tidur di kereta yang kursinya tegak kaku” maka diputuskan
untuk berangkat Jumat pagi.
Perjalanan, cukup lama jadi disarankan bawa barang2 untuk
killing time ya. Kalau bawa gadget sebaiknya sedia Power Bank. Pengalaman di
kereta kemarin masih belum tersedia colokan listrik di masing-masih kursi untuk
mencharge gadget. Buku boleh jadi pilihan menarik, bantal leher adalah salah
satu must have item kalo ngga mau turun dari kereta dalam keadaan leher hampir
patah.
Sekitar pukul 14.00 siang kami tiba di stasiun Lempuyangan
Yogya. Stasiun padat dan begitu hiruk pikuk oleh bermacam kegiatan. Keluaar
stasiun langsung cari taksi dan diantar langsung ke penginapan. Teman kosanku
Mba Rosida a.k.a The Bride sudah booking kamar untuk kami berempat di salah
satu wisma yang disewakan di daerah perumahan dosen Universitas Gadjahmada.
Di wisma itu terdapat beberapa kamar yang disewakan, plus 1
rumah di samping bangunan kamar-kamar tersebut yang juga disewakan. Sehabis
mandi dan beres-beres kami memutuskan unuk makan malam di House of Raminten. Begitu tiba, ternyata ngantri juga
dan sempat WL. *fyuhh mau mamam aja ngantri yaw.
ngantri cyiiin |
Sedikit review Raminten :
Hal yang paling kentara ketika datang adalah aura mistis nya
kentara banget. Bau menyan dan pencahayaan yang remang-remang. Ditambah ada
kereta kencana beneran yang dipajang di depan restaurant. Hmmm berasa nyi roro
kidul mau ikutan makan bareng. Kami dapat tempat di lantai 2. Pilihan menu nya
beragam dengan harga yang murce. Minumannya hati-hati loh, segede gaban ! cukup
buat minum se RT. Lupa menu apa aja yang dipesan. Untuk rasa ya so-so lah.
Menurut lidahku sih biasa aja. Tapi untuk suasana dan menu menu nya memang
kuakui : unik.
Pemiliknya pun tak kalah unik. Lihat poster yang dipajang di
depan restaurant kupikir Raminten itu wanita Jawa. Mukanya mirip-mirip artis
Ida Kusuma. Tak lain tak bukan, Raminten itu laki-laki saudara-saudara!
Bau dupa yang menyengat bikin khas |
Pelayan nya pun tak kalah unik, masing-masing memakai kemben
dan baju khas Jawa kaya di Srimulat gtu hihi. Eits, tak lupa kalau ke Raminten
cobain deh mampir ke toilet nya. Menurutku justru toilet inilah yang paling
kental banget hawa mistisnya. Toilet nya bagus sih, walau agak2 aneh juga.
Sorry no photo, ngapain juga moto-moto toilet *hammer.
Yang lebih unik sepanjang jalan menuju toilet *halah* banyak
sekali pemandangan mencengangkan. Ada bathtub yang dipajang di area terbuka
restaurant. Info pelayannya di bathtub itu Raminten suka mandi di hari-hari
tertentu. Errrrr, thanks God bukan ini hari nya bisa batal makan kalo harus
nonton Bapak/Ibu Raminten mandi kembang. Lalu ada istal kuda di bagian belakang
dekat toilet. Kuda beneran, gede-gede sumpah. Dibanding aku aja masih gedean
tuh kuda. Ada sekitar 4-5 kuda yang di taro di istal. Semua kudanya besar
berotot, gagah , bulunya hitam mengkilat, sehat, ahhh bikin ngiler deh *loh?*
kata pelayannya lagi kuda-kuda ini biasa dipake buat narik kereta kencana yang
dipajang di depan restaurat jika ada acara keraton. *Nih pelayan demen banget
gosip ama eykeu*
Ga berani poto kuda nya takut diseruduk.
Pulang dari Raminten cuaca sedang tidak bersahabat, hujan
angin dor dar gelap. Ada satu insiden bodoh yang meramaikan malam itu. Jadi
pulang ke wisma itu dalam keadaan sepi dan gelap. Bapak penjaga wisma nya lagi
pulang dulu karena ibunya sakit. Tamu lain belum ada yang datang otomatis hanya
ada kita berempat disitu. Saat masuk kamar, aku kebelet pipis. Dan pintu kamar
mandinya terkunci. Seingatku tidak ada yang mengunci pintu wc ketika pergi. My
roommate yang kebanyakan baca conan langsung berspekulasi bahwa ada pencuri
yang bersembunyi disitu. Menurut skenario yang dia jabarkan sambil bisik2
pencuri itu kepalang basah saat kami keburu pulang jadi dia mencoba sembunyi di
kamar mandi.
Bikin geger lah, semua udah siap dengan sapu dan benda keras
apapun yang bisa ditemukan. Aku bahkan bela2in naik meja lampu buat ngintip ke
dalam wc lewat sirkulasi udara berharap ada wajah bertopeng yang nengok ke
atas. Sial nya mejanya kurang tinggi. Suasana makin mencekam karena hujan
bertambah deras dan petir menyambar nyambar. Akhirnya kami beranikan diri
mendobrak pintu bersama sama, dan ternyata.........pintunya memang macet sodara
sodara. Tidak ada apapun di kamar mandi selain handuk yang tadi ditinggal
selesai mandi -___-
Besoknya Sabtu, 26 Januari 2013 kami memutuskan untuk jalan2
menjelajah pantai yogya. Foto foto dulu sebelum memulai perjalanan :
Destinasi pertama adalah Pantai Indrayanti. Pantai yang
terhitung baru di daerah Gunung Kidul Yogya ini punya pantai pasir putih dan
laut biru yang cantik. Berbeda jauh dengan Pantai Parangtritis. Ah cantik deh,
liat aja foto-fotonya :
Selesai dari Pantai Indrayanti kami mengunjungi Pantai
Baron. Jadi di sepanjang Gunung Kidul ini pemirsah, banyak sekali pantai-pantai
bertebaran. Tinggal belok-belokin jalan aja maunya kemana. Berbeda dengan si
pantai baru ‘Indrayanti’, Baron ebih kental dengan pantai nelayan. Sepanjang jalannya banyak dijual
hasil laut yaitu ikan, ikan asin, udang, cumi asin, dan lain lain. Banyak juga
perahu nelayan yang bertebaran di sekitar pantai. Airnya lautnya juga jauh
berbeda. Dibanding Indrayanti yang biru dan berombak dengan indahnya *halah*
Baron cenderung berair hijau seperti rawa dan tenang sama sekali.
Yang asik digelar banyak tikar berpayung cantik warna warni.
Tapi jujur saya males duduk duduk berjemur disitu. Kurang menarik aja.
Karena cuaca tidak mendukung a.k.a hujan, maka kami pun
mengakhiri kunjungan ke pantai pantai nsepanjang Gunung Kidul ini. Kembali ke
dareah Yogya, kami mampir sebentar ke pabrik pembuatan bakpia. Icip-icip banyak
sedikit bakpia yang masih panas tak lupa membeli beberapa kotak untuk dibawa
pulang.
Sore harinya kami mengahbiskan waktu di alun-alun kidul yang
terkenal dengan beringin kembarnya. Suer setiap kali coba melewati si beringin
kembar ini, pasti jalan ku melenceng jauuuuuuh. Disana juga banyak tukang becak
yang dihiasi lampu hias warna warni yang sumfah caem banget. Tapi abang abang
nya jutex abieessss. Katanya kalo ngga naik becak si abang ngga boleh poto poto
becak nya. Idiiiih si abang pengen banget apa dinaikin? *ambigu*.
Malamnya kami mampir ke tenda Bakmi Pele di pinggir
alun-alun. Kata driver kami yang zuper baik hati Bakmi ini paling enak se
Yogya. Rasanya sih ya mayaan lah ya. Tapi mahal bok. Kenapa sih makanan yang
udah terkenda sekelas tenda pun jadi mahal. Kan huufd banget.
bang, ngapain bang |
Balik
ke penginapan untunglah ngga ada insiden kaya malam kemarin. Esonya kami siap-siap untuk acara inti.
Apalagi kalau buka ‘Mbak Rosida Wedding Party’ ! wuhuuu. Acaranya digelar di
masjid di areal kampus UGM. And here is the lovely bride :
sorry lipstick nya kemakan -,- |
cewek cewek rusuh |
Happy Wedding Mbak Rosida ! well, ini sudah telat 1 tahun
lebih beberapa bulan, but I don’t care! Lol congrats anyway. Setelah selesai
acara, kami masih punya waktu beberapa jam sebelum kereta ke Jakarta nanti
malam. Akhirnya aku dan salah satu temanku memutuskan killing time untuk jalan
jalan sementara 2 teman kami lainnya memutuskan untuk melakukan the art of
doing nothing a.k.a leyeh-leyeh. Kami berdua menghabiskan waktu dengan
nongkrong di Calais, refleksi, dan makan nasi mercon. Ugh tought of Nasi Mercon
I want it right now *drooling*
Kami naik kereta malam jugijagijug dan sampai Jakarta pukul
6 paginya. Well, that’s my story about Yogya. Last month I visited Yogya again
and so surprised with Indrayanti now. Hiks, ceritanya akan ku update di pos
selanjutnya yaaa.
Byeeee.
0 comments:
Post a Comment