Monday, August 24, 2015

Hello Wakatobi part 1

21

Yakkk, lewat sejuta abad blog ini ga diupdate. Maapkan saya karena bulan bulan kemarin saya sibuk banget banyak hal-hal yang terjadi. Salah satunya adalah saya jalan jalan ke Indonesia bagian tengah sana. Ini salah satu postingan travelling basi saya.

Seumur-umur saya travelling baru menjelajah pulau Jawa dan Sumatera aja. Oh iya, Bali juga deng walaupun baru sekali. Menginjakan kaki ke tanah tengah dan timur Indonesia itu jadi impian saya sejak lama. Well, akhirnya saya dapet kesempatan untuk menjejak tanah sulawesi akhir bulan februari kemarin.

Sebenarnya trip ini sudah direncanakan sejak tahun 2014 lalu, ketika dibulan September diadakan kembali Garuda Travel Fair di JCC. Kesempatan buat saya, warga tingkat menengah yang ingin merasakan naik burung garuda dengan harga terjangkau. Wakatobi emang menjadi salah satu daerah yang saya idam idam kan karena terkenal oleh keindahan lautnya yang konon melebihi bunaken.

Wakatobi dapat ditempuh melalui beberapa rute, Jakarta - Makassar - Wakatobi atau menggunakan rute yang saya tempuh Jakarta - Kendari - Wakatobi. Keduanya bisa ditempuh melalui jalur laut maupun udara atau keduanya. Saya mengambil rute Jakarta - Kendari menggunakan maskapai Garuda, dapet tiket promo mursida cuma Rp 1.1 juta aja cyiin pp. Yang bikin galau adalah transportasi dari Kendari ke Wakatobi. Ada beberapa pilihan yaitu naik pesawat yang cuma ada wings air dengan harga sekitar Rp 1 juta pp atau menggunakan kapal pelni dengan harga lebih mursida tapi lama perjalanan semalaman di laut dengan rute lebih jauh yaitu ke Bau-Bau terlebih dahulu. Menyesuaikan dengan jam kedatangan pesawat dan efiesiensi waktu akhirnya kami memilih naik si wings air walaupun harganya sama dengan si garuda hiksss :(

Day 1
Meeting point di bandara soeta dengan 3 emak emak rempong lainnya. Saya, Mamita, dan Mba Ida udah kumpul di bandara tinggal nunggu princess yang super lama, neng Wita. Sampe sempet leyeh-leyeh, ambil duit, boker sampe 2x, menjelang gate check in hampir ditutup, itu princess baru dateng. kzl ih sama yang suka last minute gitu. Boarding tepat waktu, dikasih makan nasi ayam yang lumayan lah. Gamau rugi saya nambah minum 4x mulai dari susu, jus apel, jus jeruk, air putih dan dipelototin pramugaranya. Transit 45 menit di Makassar saya rebet turun dari pesawat untuk cari toilet umum karena kebelet boker. Sungguh boker di pesawat itu paling ngga enak, kering, wc nya sempit, belum banyak yang ngantri arrgghhh. Kelar boker sempet jajan jajan di bandara Makassar beli donat dan macem-macem. Lapar mata sebenernya, karena di pesawat dikasih lagi snack box selama 1 jam perjalanan Makassar - Kendari.


Tiba di Kendari di bandara Haluoleo kami menunggu di boarding room karena si Wings berangkat 45 menit dari waktu kedatangan kami. 1 jam lewat, kemana ini si pesawatnya kaga nongol-nongol. Saya komplain ke petugas di lokasi, katanya pesawat baru boarding dari Kendari. Haahh ??? Mau gamau kami nunggu lagi. Ketika lagi bete, kami mendengar kegaduhan dari luar ruang tunggu. Sekumpulan bocah berseragam pramuka lagi teriak-teriak sambil menunjuk-nunjuk ke arah eskalator di bawah. Ada apaan sih? Lomba ya ? ngapa juga di bandara. Makin kesini kerumunan semakin banyak, beberapa petugas bandara dan tambahan bocah perempuan berseragam kompak teriak teriakan. Apaan sih ??? Kami yang ada di dalam ruang tunggu kaca jadi penasaran.

Tak lama kemudian, sekelompok orang muncul dan teriakan makin heboh. Ampuuun deh siapa juga mereka. Ternyata munculah si Al- Ghazali, ituloh anaknya si Maia Estianty dan Ahmad Dhani. Yaa ampuuun pantesan riweuh banget. Tak berselang lama muncul juga si Verrel yang anaknya Venna Melinda itu. Hmm hmmm pantesan ada segerombolan fans anak abege yang berkumpul. Apa ngga pada sekolah ya? Eh mungkin juga lagi pada istirahat. Para anak abege itu teriak teriak sambil lari-larian berusaha foto selfie dengan Al dan Verrel yang dijaga kru-nya agar bisa jalan terus, para fans mereka bisa masuk ke boarding room nya bandara loh. Kesian juga saya liatnya, kenapa pula mereka ngga berhenti sebentar buat nyempetin foto dengan fans-fans nya. Kalau alasannya buru-buru kenapa pula mereka dateng ke bandara last minute gitu. Itu pesawat Garuda yang akan mereka naiki keknya penumpangnya udah pada kesel nungguin mereka.

Kelar anak-anak artis itu boarding, si Wings belom nongol-nongol juga. Kami dan beberapa penumpang lain yang kesal, bolak balik nanyain ke petugas bandara yang jaga gate Wings perihal kedatangan pesawatnya yang dijawab hampir selalu ketus "Tunggu saja !" yakali hampir 2 jam terlambat dan masih belum nongol-nongol. Tak lama para penumpang Wings dibagikan snack box yang berisikan roti dan air mineral. Iiiih ngga sebanding ini sama waktu yang terbuang percuma. Lion kebiasaan ya, ngga Lion ngga Wings masalahnya selalu sama ; DELAY.

Akhirnya tibalah si Wings yang bertipe ATR 72-500. Ini adalah pesawat terkecil yang pernah saya coba. Memang mungkin tidak sekecil pesawat-pesawat milik Susi Air ataupun Express Air. Namun, geradak geruduk ketika pesawat terkena angin berasa sekali. Apalagi pas menukik mau turun, bikin deg-deg an saja. Barang kami yang tidak muat di cabin pun tidak dimasukan ke bagasi, melainkan hanya ditumpuk dibelakang pesawat.


Setelah penerbangan selama 45 menit tibalah kami di bandara Matahora Wangi-Wangi. Pulau Wanci yang kami singgahi pertama kali, adalah titik tolak kami menuju pulau pulau lainnya di Wakatobi. Pulau ini besar dengan pemukiman dan penduduk yang lumayan banyak. Listrik mengalir 24 jam dan tersedia ATM juga. Fyi, selain di pulau wangi-wangi ini tidak ada ATM jadi sebaiknya isi dulu dompet yang banyak sebelum bertolak ke pulau-pulau lainnya.


Dari bandara kami dijemput seorang teman dan diantar menuju penginapan. Karena cuma makan nasi ayam di pesawat yang rasanya udah nguap ketika boker di Kendari, kami mampir ke sebuah restoran yang direkomendasikan teman kami, Restoran Wisata namanya. Restoran nya punya view menghadap langsung ke laut dan pemandangan berupa kapal-kapal besar maupun kecil. Restoran ini juga bertema terapung karena dibawahnya langsung air laut. Didominasi warna merah dan kayu, yang menarik adalah adanya kolam buatan (disebut buatan karena memang aslinya air laut dangkal kok hanya dibatasi jaring di setiap sisinya) berisi ikan ikan segede alaihim yang akan berebut nyamperin ketika ada sisa sisa makanan dilempar dari atas, hihihi.






Dan setiap makanan yang kami pesan, semuanya ENAK ! Juara ! Cumi, udang, ikan, kangkung enak banget deh sungguh. Saya lupa total harganya yang jelas untuk dishare rame-rame dan pesan berbagai jenis makanan disini termasuk recommended.


Kelar makan kami menuju Maharani homestay tempat kami bermalam sebelum menuju Pulau Tomia. Saya lupa ngga sempet foto hotelnya yang jelas kamarnya lumayan dengan AC dan kamar mandi dalam juga TV kabel. Agak pengap dan lembab, namun dengan rate 200-300an cukup lumayan lah. Apalagi dikasih breakfast roti dan teh hangat.

Setelah beres check-in, mandi, leyeh-leyeh kami jalan jalan mencari pantai untuk menghabiskan sore. Berdasarkan review dari internet, kami menuju Pantai Waha dan Pantai Cemara. Sayang seribu sayang, wakatobi di akhir bulan Februari dilanda musim angin barat yang membawa banyak sampahan dari laut-laut Indonesia. Pasir putih penuh dengan sampah baik batang kayu, rumput laut maupun sampah plastik :(. Selama 6 hari kedepan saya di wakatobi, langit hanya cerah selama 1 hari. Sisanya mendung bahkan sering hujan :( Sayang sekali karena kedua pantai ini adalah salah satu yang terbaik info orang-orang yang pernah kesini. Kami pun melanjutkan perjalanan ke Patuno Resort. Dalam perjalanan, kami melewati salah satu titik tolak untuk diving, Sombu Jetty. Katanya spot ini terkenal karena banyak orang yang foto pra-wedding underwater dimari.


Tiba di Patuno, area resort ini punya sundeck yang digemari para pengunjungnya. Sayang sampah yang terbawa angin barat masih berserakan dimana mana. Duhhh. Akhirnya teman kami memberitahu ada pantai bernama mata air seratus. Konon di pantai ini ada sumber mata air tawar yang tak pernah kering. Air tawar dan asin bercampur di pantai ini. Walaupun kami tidak menemukan mata air karena air yang ga surut-surut banget tapi saya bisa merasakan tekstur pasir nya yang berbeda. Di satu sisi pasir yang saya rasakan ya seperti pasir biasa, halus. Disatu sisi pasir nya mulai lembek dan teksturnya seperti lumpur. Kami menghabiskan sore dengan berenang-berenang cantik disini. Senangnya karena tidak ada siapapun selain kami, seperti putri-putri yang sedang mandi deh. Selain karena jalan menuju pantai yang memang cukup sulit (melewati karang-karang tajam) wakatobi juga bukan sedang musim bagus sehingga sepi turis.

pantai patuno resort
Diperjalanan pulang, kami melewati banyak pedagang berderet di pinggir pantai. Para pedagang menjual aneka gorengan. Meja kursi dan payung berderet disediakan untuk para pengunjung yang ingin menikmati sunset. Kami memutuskan mampir dan menikmati dua piring pisang goreng pake sambal, pake sambal loh pemirsa dan sumpah enak banget dan secangkir saraba, minuman khas Sulawesi yang terbuat dari jahe, gula merah dan santan. Maka nikmat Tuhan manalagikah yang kau dustakan !!

Sebelum tiba di penginapan, kami makan malam disebuah rumah makan. Saya makan ayam, paha ayam tepatnya. Saya udah senang dapet potongan yang gede banget tapi langsung menguap ketika tau satu potongnya 30k rupiah. hikss mahal. Kami beristirahat untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Tomia.


Day 2
Wakatobi merupakan singkatan dari nama empat buah pulau. Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Dulunya pulau ini dikenal dengan nama kepulauan Tukang Besi. Usut punya usut, ternyata pulau Binongko, pulau terjauh di kepulauan inilah yang memiliki pandai besi yang tersohor namanya kemana-mana. Parang, pedang, dan kerajinan besi mereka yang sudah mendunia inilah yang membuat pulau ini dinamai kepulauan tukang besi. Sayangnya karena satu dan lain hal, kami skip Pulau Binongko dalam trip kami.

Pagi hari kami check out dari homestay dan menuju Pelabuhan Mola untuk mengejar kapal kayu
yang akan ke Tomia. Sayang sekali, tidak ada kapal yang akan ke Tomia hari itu (atau sudah berangkat?). Maka kami bergegas menuju Pelabuhan Jabal. Kedua pelabuhan ini berada di perkampungan Bajo.

Suku Bajoe lahir dan hidup di laut. Mereka memiliki ketangguhan untuk mengarungi lautan sebagai bagian dari sejarah dan jati dirinya. Meski saat ini banyak yang tinggal di darat tetapi ketergantungan suku ini terhadap laut belumlah hilang. Anak-anak mereka berteman dan bermain dengan laut, mereka hidup dan dihidupi  dengan lingkungan laut. Suku Bajoe yang mendapat sebutan sea nomads atau manusia perahu karena sejak zamandahulu mereka adalah petualang laut sejati yang hidup sepenuhnya di atas perahu sederhana. Mereka berlayar berpindah-pindah dari wilayah perairan yang satu dan lainnya. Perahu adalah rumah sekaligus sarana mereka mencari ikan di luas lautan yang ibaratnya adalah ladang bagi mereka. Ikan-ikan yang mereka tangkap akan dijual kepada penduduk di sekitar pesisir pantai atau pulau. Inilah asal mula mereka disebut sebagai manusia perahu atau sea nomads. Kini mereka banyak bermukim di pulau-pulau sekitar Pulau Sulawesi, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua. Persebaran suku Bajoe di beberapa daerah di Nusantara tentunya terjadi karena cara hidup mereka yang berpindah-pindah dan berlayar dengan perahu. Suku bajo tersebar di banyak tempat di Nusantara bahkan hingga ke negara tetangga termasuk Filipina dan Thailand. Satu kesamaan darinya adalah di tempat berbeda tersebut mereka menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa  ibu suku Bajoe. Dari segi bahasa yang digunakan suku Bajoe saat ini pun ada kesamaan dengan bahasa Tagalog, Filipina. (Source)

Bedanya, Pelabuhan Jabal menyediakan speedboat yang tentunya dibanding kapal kayu, memakan waktu yang lebih cepat juga biaya yang lebih mahal. Ongkos dari wangi-wangi ke tomia dibandrol 150k rupiah. Sepanjang perjalanan ombak ga nyantei. Bener-bener ga nyantei. Saya ajrut ajrutan didalem speedboat. Satu ketika saya bahkan hampir telempar dari kursi. Suara  KRAKKK keras selalu terdengar saat ombak menghantam sisi luar speedboat. Saya ngeri itu kapal bakal pecah kena hantaman ombak. Beruntung antimo menyelamatkan saya. 3/4 perjalanan entah bagaimana caranya saya tidur pulas tanpa mabuk (juga tanpa tau kengerian sesungguhnya perjalanan kami yang terpampang jelas di wajah teman-teman saya haha)

Menjejakan kaki di Tomia, lagi-lagi kami dijemput kenalan Mba Ida. Kami diantar check-in ke penginapan yang sudah terkenal di kalangan backpacker jika ke Tomia, penginapan Abi Jaya. Ternyata, kenalan yang menjemput kami adalah yang empunya penginapan haha.

Dengan rate 300k-400k/malam penginapan ini saya highly rekomendasikan. Gimana ngga, dengan tarif segitu kami sudah free sarapan (bisa nego untuk makan malam  juga dan makanannya enak-enak loh), kamar luas ber ac, plus tetangga kamar kanan-kiri bule (bisa makan bareng juga pas breakfast or dinner). Sayangnya satu-satunya tamu selain kami adalah bule tuwir yang senang menyendiri sepertinya.

Kami makan siang disebuah warung nasi dekat penginapan. Saya makan nasi mie dan telur seharga 18k saja. Balik makan siang kami kembali ke kamar dan itung-itungan budget karena main talangin sana sini. Sehari setengah di wakatobi saja saya sudah menghabiskan sekitar 500k, busettt pemborosan. Sialnya kami berempat lupa bawa cash lebih sehingga budget kami pas-pasan.

Siang itu, kebetulan salah satu divemaster di Tomia baru saja melakukan ekspedisi penyelaman dan mampir ke penginapan Abi Jaya untuk rehat dan bersih-bersih. Kesempatan kami untuk tanya-tanya. Dr. Yudi namanya, beliau adalah seorang dokter di Tomia ini. Pak dokter ini ternyata orang Jakarta juga haha. Katanya dulu dia pertama kali nyelam di Tomia ini langsung jatuh cinta dan langsung bikin license diving hingga jadi i seperti sekarang.

Setelah ngobrol-ngobrol akhirnya kami sepakat untuk melakukan penyelaman di dua spot, Mari Mabuk dan Pasir Putih untuk esok hari. Karena kami semua ngga punya license dan baru pertama kali dive, kami mengambil paket Discovery Diving. Ini bener-bener dive untuk pemula karena kita ngga ngapa-ngapain banget. Bahkan tabung oksigen dan BCD (bahkan sampe pasang fin !) kita dibantu masangnya. Ketika nyelam pun kita tinggal pegangan erat sama divemaster kita (saya sih kesenengan pegang-pegang pak dokter haha) dan tinggal enak aja liat liat pemandangan sambil ditarik dibimbing nyelam. Ngga perlu mikirin kembang kempisin BCD, bouyancy yang ancur-ancuran, tinggal enjoy ! Discovery Dive ini dikenakan charge 600k/orang untuk yang punya license 450k/orang, include sewa kapal dan peminjaman equipment untuk divingnya. Karena kita nambah spot (Pasir Putih) kena charge untuk boat lagi sekitar 200k.

Beres negosiasi dengan Dokter Yudi kita leyeh-leyeh sampe bego. Sorenya kami diajak ke puncak kahiangan oleh teman Mba Ida untuk liat sunset. Pucak kahiangan itu salah satu spot terbaik untuk menikmati sunset. Bukit dengan savana yang membentang sejauh mata memandang. Dari puncak kita bisa melihat perairan wakatobi dan kapal-kapal yang sedang bersandar di pelabuhan. Sumpah ala-ala hobitton banget deh.




Day 3
Jam 9 teng, kami dijemput Pak Dokter di penginapan. Wetsuit dibagikan diatas kapal saat mendekati spot diving. Kondisi ombak sedang tidak bersahabat pengaruh dari angin barat yang lagi menerpa wakatobi. Sungguh, ganti baju ke wetsuit yang tebal dan ketat di tengah laut diatas toilet perahu yang terombang ambing kena ombak itu sulit pemirsa. Berkali kali saya oleng dan nabrak dinding kapal hmm belum lagi kepala yang tiba-tiba mual karena berada di ruangan sempit alhasil bikin saya muntah-muntah bahkan sebelum nyemplung ke laut. Rasanya pengen nangis aja, apalagi kalo temen temen kalian dan si dokter yang dikeceng bukannya prihatin malah ngetawain :(

literally mabok
Sebelum nyemplung, kita di briefing terlebih dahulu oleh dokter yudi dan buddy nya Mas Jaya. Eh Mas Jaya ini ternyata yang seharian nemenin kita kemarin, doi anak dari pemilik penginapan Abi Jaya itu. Pantesaaan haha. Doi juga nemenin dokter yudi jadi guide diving. Surprise deh, multitasking. Saya dan Mamita turun duluan di spot Mari Mabuk.

Aduuuuuuhhh, itu pengalaman pertama diving yang ngga pernah saya lupain. Sayang banget saya gapunya gopro, kamera underwater apapun lah itu (lupa juga tanya sama si dokter, nyewain pemotretan bawah laut juga ngga ya?). Mari mabuk bener bener bikin saya mabuk (literally karena saya muntah muntah di kapal). Hard coral dan soft coral warna warni terhampar dibawah saya dalam formasi rapat-rapat (pasir pun sampe ngga kebagian tempat saking padatnya). Merah kuning hijau biru ungu, saya sampe pusing. Belum lagi schooling fish (gerombolan ikan) yang seliweran ngebut dimuka saya. Lalu dokter yudi nunjuk ke kerumunan ikan barracuda yang lewat membentuk wall (tembok) besar besar dan banyak banget. Dari arah kanan si barracuda ada lagi segerombolan ikan kakap segede gaban yang ngebentuk wall juga, jadi kaya mau crossing gtu deh. Saya excited sendiri senyum senyum dalem air. Rasanya pengen teriak " Edannnn !" tapi nanti saya malah nelen air dan panik sendiri jadi cuma senyum senyum goblok, dengan susah payah nahan regulator supaya ga copot.

Cerita saya ngga bisa menggambarkan apa yang saya saksikan deh. Baru saat itu saya liat di dalem laut padet banget sama ikan lalu lalang. Kaya lalu lintas Jakarta deh, semrawut tapi yang ini bikin bahagia haha.



Sekitar 20 menit kali ya saya diving saat itu. Lalu gantian dengan Mba Ida dan Wita. Kita ganti spot ke pasir putih. Ketika Mba Ida dan Wita pergi diving, saya snorklingan aja disekitaran kapal. Sayang banget di spot Pasir Putih ini jarang ada yang bisa diliat. Ya bener banyakan pasir putihnya daripada terumbu karangnya. Mba Ida sama Wita sih dibawa diving ke spot yang entah dimana yang banyak terumbu karangnya di dalem sana. Wita malah cerita nemu penyu segede gaban. Overall, kami semua bahagia banget saat itu.

modusin dokter *1

modusin dokter *2
Beres diving, kami makan bakso dan jajan es pisang ijo. Sorenya, kami ketemu lagi sama teman Mba Ida dan diajak ke Benteng Patua di Tomia.

PATUA, merupakan nama sebuah benteng di Tomia, Tepatnya di Desa Kollo Patua, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi. Letaknya hanya sekitar 3 km dari Kelurahan waha. Benteng Patua diperkirakan berdiri abad ke-18. Sebelum pemerintahan dipusatkan di Benteng, jauh sebelumnya telah terdapat wilayah pemukiman yang lazimnya oleh masyarakat tradisional ketika itu dikenal dengan nama Hefafoa. (Source)


Selesai dari benteng, kami balik lagi ke pucak kahiangan karena we really fall in love with that place. 




Ketika malam tiba dan perut keroncongan, kami jajan di pasar malam tempat penduduk lokal berjualan berbagai macam makanan. Ada kue kue basah, roti rotian, ikan asap (sluuurppp) dan kasuami (makanan lokal terbuat dari ubi yang ditumbuk halus dan mengembang menyerupai adonan roti). Saya juga makan lontong lokal yang disebut lapa-lapa. Semua makanan yang kami beli kami makan bareng ditemani sambal dabu-dabu. Allah ! hidup rasanya indah banget saat itu.


Borong Kasuami Pepe
*to be continued...

21 comments:

  1. Nice, banyakin fotonya mba, biar variatif tulisannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah2 kang hilwan kenal sama ayu. Mantap ayu jalan2 terus tapi gak kurus2 yah haha,. Diposting juga donk yang karimun jawanya..

      Delete
    2. Wah2 kang hilwan kenal sama ayu. Mantap ayu jalan2 terus tapi gak kurus2 yah haha,. Diposting juga donk yang karimun jawanya..

      Delete
    3. Iya nih, foto fotonya banyakan di laptop. Lagian waktu disana juga ga begitu banyak foto-foto :( tar gue update lah sekalian part 2. Thanks for visiting

      Delete
    4. eh asep, mane lu ga ikut ke derawan kemaren? wkwkwk iya kenal. kaka kelas gue si kang hilwan. alhamdulilah ya masih bisa jalan-jlan terus. kalo kurus keliatan susah dong bapak asep haha

      Delete
  2. Mba skali kali ke luat negri donk snorkeling atau divingnya... Hidupnya kyany enak bgt sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwkkw perezzzz ya anda. Indonesia juga ngga kelar kelar ih. Eh tapi aku kan mau keluar negeri. Ke malaysia, elo mah ga diajak ya? ciyan...

      Delete
  3. Puncak kahiangan enak bgt kayanya itu yuuu. Ditungguin part 2 nya ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wiiih sumpah itu enak mba. Lo berasa di film film the hobbit deh. Oke siap, makasih udah mampir dan ninggalin jejak yaa :)

      Delete
  4. Yg trip derawan bisa keleus..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk nyusul lah nyusul. abis postingan ini kelar. foto-foto derawan nya aja masih mencar mencar.Thanks for visiting :)

      Delete
  5. Gaya ceritanya ayu banget, gw ngebayangin lu lg cerita langsung..
    Gaya ceritanya mungkin bisa sedikit didramatisir, yaa kaya buku" yg sering lu baca deh biar ada daya tarik berbeda..

    btw, salam yaa buat pak Abi Jaya.. :D

    ReplyDelete
  6. Ayuuuuuuuu, cerita lo menarik dan bahasanya santai lah. udah gitu banyak pengetahuan2 yg belum gue tau seelumnya. tp bener banyakin fotonya yu biar ga terlalu boring. lanjooootkan yu!

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Kewwwreeeen yu! Kabita mau kesana jugaaaa, coming soon yak gue! Banyakin foto bener yu biar makin mantap

    ReplyDelete
  9. Kereeen, bener foto kurang banyak. Mungkin di part 2 nya kali iya,
    Ajakin aku ke sana atau tempat lain nya dong kaka, jadi tour guide aku :D *gagal traveling mulu :'(

    ReplyDelete
  10. yu ini cara nge like nya gimana? katanya disuruh nge-like-in ahahahha

    ReplyDelete
  11. Uh mimpi apa yak bisa dapet tiket Jakarta-Kendari PP 1,1 jeti :D :D Keren lah.

    Ikan asapnya enak banget? Boneless? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo Asop !

      Wah maaf komennya baru dibales nih hihi. Iyak nih, GATF dulu promo nya sadis sadis. Sekarang pelit banget deh promonya :(
      Ikan asapnya endolll, ada tulangnya sih tapi gede gede jadi ngga susah misahin dari dagingnya.
      Yuk ke wakatobi :D

      Delete
  12. sebaiknya dilakukan pengembangan terhadap waterboom atau waterpark dengan penambahan wahana permainan air secara continue sehingga pengunjung akan tertantang untuk kembali lagi, jika ingin melihat gambar-gambar wahana permainan air silahkan klik aja disini

    ReplyDelete
  13. Mb boleh minta kontaknya dokter yudi buat dive disana kalo th ini sya jadinke wakatobi makasih

    ReplyDelete

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com