Friday, April 25, 2014

Travelling ala-ala Yogyakarta 25-27 Januari 2013

0


Hallo semua,
Kali ini aku mau share pengalamanku waktu mengadiri pesta pernikahan salah satu teman kosan ku di Yogyakarta. Acara kondangan ini sedikit dibumbui acara jalan-jalan. Yuhuuu. Maaf kalau detail dan beberapa moment nya ada yang terlewat. Maklum acara nya sudah terlewat jauh yaitu 25-27 Januari 2013. Harap dimaklum orang pikun ini >.<

Yap, dimulai dari Jumat 25 Januari 2013 aku dan tiga temanku berangkat dari Stasiun Senen Jakarta naik kereta ekonomi AC Gajahwong. Pilihan jatuh pada kereta ekonomi AC ini karena lebih bersih, lebih nyaman (dari kereta ekonomi) dan lebih affordable (dari kereta bisnis). Kami berangkat pukul 08.00 pagi. Kenapa pilih berangkat pagi-pagi? Aku pun masih bertanya tanya kenapa mengambil jadwal keberangkatan pagi. Mengingat perjalanan menuju Yogyakarta memakan waktu sekitar 8-9 jam akan lebih menghemat waktu jika berpergian pada Kamis malam dan tiba di Yogya sekitar pukul 05.00 subuh. Tapi yasudahlah karena keinginan dari beberapa pihak yang menyertakan alasan “tidak ingin badan sakit2 karena semalaman tidur di kereta yang kursinya tegak kaku” maka diputuskan untuk berangkat Jumat pagi.

Perjalanan, cukup lama jadi disarankan bawa barang2 untuk killing time ya. Kalau bawa gadget sebaiknya sedia Power Bank. Pengalaman di kereta kemarin masih belum tersedia colokan listrik di masing-masih kursi untuk mencharge gadget. Buku boleh jadi pilihan menarik, bantal leher adalah salah satu must have item kalo ngga mau turun dari kereta dalam keadaan leher hampir patah.

Sekitar pukul 14.00 siang kami tiba di stasiun Lempuyangan Yogya. Stasiun padat dan begitu hiruk pikuk oleh bermacam kegiatan. Keluaar stasiun langsung cari taksi dan diantar langsung ke penginapan. Teman kosanku Mba Rosida a.k.a The Bride sudah booking kamar untuk kami berempat di salah satu wisma yang disewakan di daerah perumahan dosen Universitas Gadjahmada.

Di wisma itu terdapat beberapa kamar yang disewakan, plus 1 rumah di samping bangunan kamar-kamar tersebut yang juga disewakan. Sehabis mandi dan beres-beres kami memutuskan unuk makan malam di House of  Raminten. Begitu tiba, ternyata ngantri juga dan sempat WL. *fyuhh mau mamam aja ngantri yaw.

ngantri cyiiin

Sedikit review Raminten :
Hal yang paling kentara ketika datang adalah aura mistis nya kentara banget. Bau menyan dan pencahayaan yang remang-remang. Ditambah ada kereta kencana beneran yang dipajang di depan restaurant. Hmmm berasa nyi roro kidul mau ikutan makan bareng. Kami dapat tempat di lantai 2. Pilihan menu nya beragam dengan harga yang murce. Minumannya hati-hati loh, segede gaban ! cukup buat minum se RT. Lupa menu apa aja yang dipesan. Untuk rasa ya so-so lah. Menurut lidahku sih biasa aja. Tapi untuk suasana dan menu menu nya memang kuakui : unik.

Pemiliknya pun tak kalah unik. Lihat poster yang dipajang di depan restaurant kupikir Raminten itu wanita Jawa. Mukanya mirip-mirip artis Ida Kusuma. Tak lain tak bukan, Raminten itu laki-laki saudara-saudara!
Bau dupa yang menyengat bikin khas

Pelayan nya pun tak kalah unik, masing-masing memakai kemben dan baju khas Jawa kaya di Srimulat gtu hihi. Eits, tak lupa kalau ke Raminten cobain deh mampir ke toilet nya. Menurutku justru toilet inilah yang paling kental banget hawa mistisnya. Toilet nya bagus sih, walau agak2 aneh juga. Sorry no photo, ngapain juga moto-moto toilet *hammer.

Yang lebih unik sepanjang jalan menuju toilet *halah* banyak sekali pemandangan mencengangkan. Ada bathtub yang dipajang di area terbuka restaurant. Info pelayannya di bathtub itu Raminten suka mandi di hari-hari tertentu. Errrrr, thanks God bukan ini hari nya bisa batal makan kalo harus nonton Bapak/Ibu Raminten mandi kembang. Lalu ada istal kuda di bagian belakang dekat toilet. Kuda beneran, gede-gede sumpah. Dibanding aku aja masih gedean tuh kuda. Ada sekitar 4-5 kuda yang di taro di istal. Semua kudanya besar berotot, gagah , bulunya hitam mengkilat, sehat, ahhh bikin ngiler deh *loh?* kata pelayannya lagi kuda-kuda ini biasa dipake buat narik kereta kencana yang dipajang di depan restaurat jika ada acara keraton. *Nih pelayan demen banget gosip ama eykeu*
Ga berani poto kuda nya takut diseruduk.




Pulang dari Raminten cuaca sedang tidak bersahabat, hujan angin dor dar gelap. Ada satu insiden bodoh yang meramaikan malam itu. Jadi pulang ke wisma itu dalam keadaan sepi dan gelap. Bapak penjaga wisma nya lagi pulang dulu karena ibunya sakit. Tamu lain belum ada yang datang otomatis hanya ada kita berempat disitu. Saat masuk kamar, aku kebelet pipis. Dan pintu kamar mandinya terkunci. Seingatku tidak ada yang mengunci pintu wc ketika pergi. My roommate yang kebanyakan baca conan langsung berspekulasi bahwa ada pencuri yang bersembunyi disitu. Menurut skenario yang dia jabarkan sambil bisik2 pencuri itu kepalang basah saat kami keburu pulang jadi dia mencoba sembunyi di kamar mandi. 

Bikin geger lah, semua udah siap dengan sapu dan benda keras apapun yang bisa ditemukan. Aku bahkan bela2in naik meja lampu buat ngintip ke dalam wc lewat sirkulasi udara berharap ada wajah bertopeng yang nengok ke atas. Sial nya mejanya kurang tinggi. Suasana makin mencekam karena hujan bertambah deras dan petir menyambar nyambar. Akhirnya kami beranikan diri mendobrak pintu bersama sama, dan ternyata.........pintunya memang macet sodara sodara. Tidak ada apapun di kamar mandi selain handuk yang tadi ditinggal selesai mandi -___-

Besoknya Sabtu, 26 Januari 2013 kami memutuskan untuk jalan2 menjelajah pantai yogya. Foto foto dulu sebelum memulai perjalanan :


Destinasi pertama adalah Pantai Indrayanti. Pantai yang terhitung baru di daerah Gunung Kidul Yogya ini punya pantai pasir putih dan laut biru yang cantik. Berbeda jauh dengan Pantai Parangtritis. Ah cantik deh, liat aja foto-fotonya :







Selesai dari Pantai Indrayanti kami mengunjungi Pantai Baron. Jadi di sepanjang Gunung Kidul ini pemirsah, banyak sekali pantai-pantai bertebaran. Tinggal belok-belokin jalan aja maunya kemana. Berbeda dengan si pantai baru ‘Indrayanti’, Baron ebih kental dengan pantai  nelayan. Sepanjang jalannya banyak dijual hasil laut yaitu ikan, ikan asin, udang, cumi asin, dan lain lain. Banyak juga perahu nelayan yang bertebaran di sekitar pantai. Airnya lautnya juga jauh berbeda. Dibanding Indrayanti yang biru dan berombak dengan indahnya *halah* Baron cenderung berair hijau seperti rawa dan tenang sama sekali.
Yang asik digelar banyak tikar berpayung cantik warna warni. Tapi jujur saya males duduk duduk berjemur disitu. Kurang menarik aja.












Karena cuaca tidak mendukung a.k.a hujan, maka kami pun mengakhiri kunjungan ke pantai pantai nsepanjang Gunung Kidul ini. Kembali ke dareah Yogya, kami mampir sebentar ke pabrik pembuatan bakpia. Icip-icip banyak sedikit bakpia yang masih panas tak lupa membeli beberapa kotak untuk dibawa pulang.

Sore harinya kami mengahbiskan waktu di alun-alun kidul yang terkenal dengan beringin kembarnya. Suer setiap kali coba melewati si beringin kembar ini, pasti jalan ku melenceng jauuuuuuh. Disana juga banyak tukang becak yang dihiasi lampu hias warna warni yang sumfah caem banget. Tapi abang abang nya jutex abieessss. Katanya kalo ngga naik becak si abang ngga boleh poto poto becak nya. Idiiiih si abang pengen banget apa dinaikin? *ambigu*.










Malamnya kami mampir ke tenda Bakmi Pele di pinggir alun-alun. Kata driver kami yang zuper baik hati Bakmi ini paling enak se Yogya. Rasanya sih ya mayaan lah ya. Tapi mahal bok. Kenapa sih makanan yang udah terkenda sekelas tenda pun jadi mahal. Kan huufd banget.

bang, ngapain  bang
 Balik ke penginapan untunglah ngga ada insiden kaya malam kemarin.  Esonya kami siap-siap untuk acara inti. Apalagi kalau buka ‘Mbak Rosida Wedding Party’ ! wuhuuu. Acaranya digelar di masjid di areal kampus UGM. And here is the lovely bride :
sorry lipstick nya kemakan -,-

cewek cewek rusuh







 Happy Wedding Mbak Rosida ! well, ini sudah telat 1 tahun lebih beberapa bulan, but I don’t care! Lol congrats anyway. Setelah selesai acara, kami masih punya waktu beberapa jam sebelum kereta ke Jakarta nanti malam. Akhirnya aku dan salah satu temanku memutuskan killing time untuk jalan jalan sementara 2 teman kami lainnya memutuskan untuk melakukan the art of doing nothing a.k.a leyeh-leyeh. Kami berdua menghabiskan waktu dengan nongkrong di Calais, refleksi, dan makan nasi mercon. Ugh tought of Nasi Mercon I want it right now *drooling*
Kami naik kereta malam jugijagijug dan sampai Jakarta pukul 6 paginya. Well, that’s my story about Yogya. Last month I visited Yogya again and so surprised with Indrayanti now. Hiks, ceritanya akan ku update di pos selanjutnya yaaa.
Byeeee.

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com